Telah berkata setengah arifin (ahli ilmu makrifah iaitu ilmu mengenal
Allah Ta’ala): “Orang yang tidak mempunyai bahgian dari ilmu
mukasyafah ini,aku takut akan buruk kesudahannya (tidak memperoleh
husnul-khatimah).sekurang-
membenarkan ilmu itu dan tunduk kepada ahlinya.”
{Yang dinamakan sesat bukan hanya orang yang tidak mempercayai adanya
Allah,tetapi yang lebih sesat ialah orang yang tidak mengetahui dan
menjumpai Allah dikala dia sembahyang,apalagi dikala nafas
terakhirnya,andaikata tidak juga dia mengetahui jalan untuk kembali
kepada Allah,maka itu lebih sesat lagi.}-penyusun.
Firman Allah Ta’ala: ‘Adakah engkau melihat orang yang mengambil
hawanafsunya menjadi Tuhannya.”(s.Al-Jatsiyah,ayat 23).
Bersabda Nabi SAW: “Tuhan yang disembah di bumi yang sangat-sangat
dimarahi Allah Ta’ala ialah hawanafsu.”
Orang bertanya kepada Nabi SAW: “Wahai Rasulullah! Amalan apakah yang
lebih baik?”Maka Nabi SAW menjawab: “Ilmu mengenai Allah ‘Azza wa
Jalla(Maha Mulia dan Maha Besar).
Bertanya lagi orang itu: “Ilmu apakah engkau kehendaki?”
Nabi saw menjawab: “Ilmu mengenai Allah SWT.’Berkata orang itu lagi:
“Kami bertanya tentang amal,lantas engkau menjawab tentang ilmu’.
Maka Nabi SAW menjawab: “Bahwa sedikit amal adalah berfaedah dengan
disertai ilmu mengenai Allah.Dan bahwa banyak amal tidak berfaedah
bila disertai kebodohan mengenai Allah SWT”.-HADIS.
{BARANGSIAPA SEMBAHYANG TIDAK MELIHAT TUHANNYA SEMBAHYANGNYA BATAL DAN
SIA-SIA.}-penyusun.
Adapun ilmu yang terpuji setinggi-tingginya ialah ilmu mengenai Allah
Ta’ala,SifatNya,AfaalNya,
ilmu yang dicari kerana ilmu itu sendiri kerananya tercapai kebahgiaan
akhirat.Inilah ilmu maknun
(ilmu yang tersembunyi) yang tidak ditulis di halaman kitab.Yang
menolong untuk mengetahuinya ialah dengan jalan berlajar dan
menyaksikan hal ihwal keadaan ulama akhirat.
Kemenangan dengan kebahagiaan tidak diperoleh selain orang-orang yang
mengenal Allah Ta’ala.Iaitu: orang-orang muqarabin.
Maka tidak layak orang buta memimpin dan menunjuk jalan kepada sesama buta.
Sebahgian ulama berkata:”Barangsiapa memperhatikan aku pada tingkat
permulaan (al-bidayah),jadilah dia orang benar (shiddiq).Dan
barangsiapa memperhatikan aku pada tingkat penghabisan
(an-nihayah),maka jadilah dia orang zindiq.”
Kerana tingkat penghabisan itu,mengembalikan semua amlan kepada batin
dan segala anggota badan tetap tidak bergerak,selain dari amlan fardu
yang ditentukan.Maka terlihatlah bagi orang yang melihat bahwa tingkat
penghabisan itu suatu perbuatan batil,malas dan lengah.Amat jauhlah
dari itu.
Yang demekian itu adalah ikatan hati dalam pandangan kesaksian dan
kehadiran hati kepada Allah Ta’ala dan membiasakan berzikir yang terus
menerus menjadi amalan utama.
Yang dimaksudkan dengan ilmu akhirat ada dua: ilmu muamalah dan ilmu mukasyafah.
Tujuan dari ilmu muamalah ialah ke tingkat ilmu mukasyafah.Dan tujuan
dari ilmu mukasyafah ialah mengenal Allah Ta’ala.
Tidaklah saya maksudkan dengan itu akan akidah (iktikad) yang dianut
orang awam dengan jalan pusaka atau pelajaran.Atau cara penyusunan
kata-kata dan perdebatan untuk mengkukuhkan ilmu kalam dari serangan
lawan seperti tujuan ahli ilmu kalam.
Yang dimaksudkan ialah suatu macam keyakinan iaitu hasil dari nur yang
dicurahkan Tuhan ke dalam hati hambaNya yang sudah mensucikan batin
dari segala kotoran dengan mujahadah (berjihad melawan
hawanafsu).Sehingga sampailah dia ketingkat keimanan Saidina Abu Bakar
ra,yang kalau ditimbang dengan keimanan penduduk alam seluruhnya,maka
lebih beratlah keimanan Abu Bakar itu seperti yang diakui oleh Nabi
SAW sendiri.
Maka ketahuilah bahwa yang berjalan kepada Allah untuk mencapai
dekatNya adalah hati bukan badan.Tidaklah saya maksudkan dengan hati
itu daging yang biasa dapat dilihat.Tetapi adalah suatu rahasia (sir)
dari rahasia Allah ‘Azza wa Jalla yang tidak diketahui oleh
pancaindera manusia.Suatu yang halus dari segala yang halus kepunyaan
Allah.Sekali disebut dengan kata “roh”,sesekali disebut dengan
kata-kata “an-nafsul muthmainah” (jiwa yang tenteram).Agama
menyebutkanya dengan hati (al-qalb) kerana hatilah kenderaan pertama
bagi rahasia itu.Dan dengan perantaraan hati maka seluruh badan
menjadi kenderaan dan alat kenderaan untuk tubuh halus itu.Dan
menyingkap tutup dari sirr tersebut adalah sbahgian dari ilmu
mukasyafah.Payah diperoleh bahkan tidak mudah menerangkannya.{iaitu
PELAJARAN TAREKAT}-penyusun.
Paling tinggi yang diperbolehkan hanya dapat dikatakan bahwa hati
(al-qalb) itu suatu dzat (jauhar) yang amat bernilai,suatu mutiara
yang amat mulia.lebih mulia dari segala benda yang dapat dilihat
dengan mata.Dia itu,urusan ketuhanan (amrun ilahi),seperti firmanNya:
“Dan ditanyakan mereka akan engkau (Muhamad) tentang roh,maka
jawablah: Roh itu urusan Tuhanku (min amri rabbi)”. (S.Al-Isra’,ayat
85.)
Seluruh mahluk dihubungkan (mansubah) kepada Tuhan.Tetapi hubungan roh
kepadNya adalah lebih mulia dari hubungan seluruh anggota badan yang
lain.Kepunyaan Allah seluruhnya mahluk dan roh.
Roh lebih tinggi dari mahluk yang lain.Dzat yang amat bernilai itu
yang membawa amanah Allah,suatu tugas yang pernah ditawarkan kepada
langit,bumi dan bukit bakau tetapi enggan menerimanya dan takut kepada
dzat yang bernilai itu.{AMANAH ALLAH ITU IALAH SEMBAHYANG/BUKAN
BERSEMBAHYANG}-penyusun.
Dan janganlah difahamkan ,seakan-akan dibayangkan dzat itu
qadim.{orang arif berkata:IA BUKAN TUHAN DAN BUKAN HAMBA}-penyusun.
Orang yang mengatakan dengan qadim roh adalah orang yang tertipu dan
bodoh,tak mengerti apa yang harus dikatakannya.Al-Ghazali memendekan
penjelasan ini kerana diluar acara yang sebenarnya.(pelajaran
hakikat)-penyusun.
Maksudnya bahwa tubuh halus itu ialah berusaha mendekati Tuhan,kerana
dia dari urusan Tuhan.Dari Tuhan sumbernya dan kepada Tuhan
kembalinya.
Berkata penyair:
Apakah saya hamburkan mutiara,
Dihadapan pengembala domba?
Lalu jadilah dia tersimpan,
Dalam gudang penternak hewan?
Mereka itu tidak tahu.
Akan harga mutiara.
Dari itu saya tidak mahu,
Menggantungkannya pada leher mereka…….
Kalau kiranya Tuhan,
Mencurahkan belas kasihan
Lalu terjumpa ahli ilmu pengetahuan.
Saya akan siarkan ilmu berfaedah,
Saya akan memperoleh cinta mahabbah,
Kalau tidak begitu………
Biarlah tersimpan dan tersembunyi dalam dadaku!
Memberikan ilmu kepada orang bodoh
Adalah mensia-siakannya.
Tak mahu memberikannya kepada yang berhak,
adalah menganiayakanya.
27/6/2009 @1101 HRS.
No comments:
Post a Comment