Tuesday, June 23, 2009

Dari Sunanjaga

SIAPAKAH LAYAK DIGELAR ULAMA?
1.Ada sebahgian syekh Tasawuf bermimpikan sebahgian ulama dalam tidurnya,lalu bertanya: “Apa khabar ilmu yang tuan perdebatkan dahulu dan pertengkarkan?”
Ulama itu membuka tangannya dan menghembuskannya lalu berkata:”Semuanya menjadi abu yang berterbangan.Tak ada yang berguna selain dua rakaat solat yang aku kerjakan dengan ikhlas di tengah malam sepi.”
2.Tahukah kamu siapakah yang dikatakan ulama pewaris ilmu Nabi-Nabi?Iaitu ulama yang mengetahui pelajaran Nabi Zahir dan Batin.Dan yang Zahir itu Syariat dan yang Batin itu Tarekat.Andaikata ada padanya Syariat dan Tarekat tiada halangan baginya untuk mencapai Hakikat iaitu manusia golongan Wali,sedangkan pelajaran Wali-Wali adalah Makrifat.
3.Akan dihuraikan tanda2 ulama dunia dan ulama akhirat.Yang dimaksudkan dengan ulama dunia ialah ulama su’(ulama jahat).Kerana tujuan ulama dunia dengan ilmu pengetahuan itu adalah untuk mendapat kesenangan duniawi,kemegahan dan kedudukan(politik).
Umar ra berkata: “Yang paling saya takutkan kepada umat ini,ialah orang munafik yang berilmu”.Bertanya hadirin: “Bagaimana ada orang yang munafik berilmu?”Menjawab Umar ra: “Berilmu di lidah,bodoh di hati dan perlaksanaan.”
Berkata Imam Malik ra: “Barangsiapa hanya ber-SYARIAT tanpa ber-HAKIKAT dia menjadi munafik.(berilmu dilidah).Dan barangsiapa hanya ber-HAKIKAT tanpa ber-SYARIAT dia menjadi zindik(penyeleweng agama).Dan barangsiapa mengambil keduanya:SYARIAT/HAKIKAT dia adalah manusia yang beriman dan orang Islam hakiki tulen zahir dan batin.”
“Bahwa orang munafiq itu dalam tingkat yang paling bawah dari api Neraka”.-S.An-Nissa,ayat 145.
YANG MEMPEROLEH KEMENANGAN DAN DEKAT DENGAN TUHAN IALAH ULAMA AKHIRAT.
Tanda-tandanya banyak.
1.Diantaranya,ulama akhirat itu tidak mencari dunia dengan ilmunya.
Dari itu Al-Hasan ra berkata: “Siksaan bagi orang yang berilmu ialah mati hatinya.Mati hati ialah mencari dunia dengan amal perbuatan akhirat.”
Ditanya kepada setengah ‘arifin(orang yang mempunyai makrifat kepada Allah Ta’ala): “Adakah tuan berpendapat bahwa orang yang meletakkan pekerjaan maksiat menjadi kecintaannya,tidak mengenal Allah?” Menjawab ‘arifin itu:”Tak ragu lagi bahwa orang yang memilih dunia dari akhirat adalah tidak mengenal Allah Ta’ala”
(ada empat perlaksanaan Takbiratul Ihram dalam sembahyang: 1.Takbir bukan di dunia dan bukan pula di Akhirat, 2.Takbir hanya di dunia,3.takbir dari dunia ke akhirat,4. Takbir di Akhirat) Berkata setengah Arifin, “Barangsiapa tidak mengetahui rahsia Takbir maka sembahyangnya menjadi perbuatan yang sesat pada dirinya.Dan
jangan menyangka Neraka itu hanya didekatkan pada manusia yang nyata melakukan maksiat,tetapi Neraka juga akan didekatkan pada manusia yang beramal ibadat (sembahyang) tanpa usul periksa.
Berkata Shaleh bin Kaisan Al-Bashri: “Aku berjumpa dengan beberapa orang syekh.Mereka itu berlindung dengan Allah dari orang zalim yang alim dengan sunnah Nabi saw.”
Nabi saw bersabda: “Janganlah engkau duduk pada setiap orang yang berilmu kecuali dengan orang yang berilmu yang mengajak kamu dari lima kepada lima: dari keraguan kepada keyakinan,dari riyak kepada keikhlasan,dari gemar dunia kepada zuhud,dari takabur kepada merendah diri,dan dari permusuhan kepada nasihat menasihat.”
Yang dari keraguan kepada Keyakinan:Ahli Makrifat berkata: “Barangsiapa sembahyang tidak tenguk Tuhan,maka sembahyangnya tidak sah.Tetapi sesiapa yang mengatakan dia tenguk Tuhan ada bentuknya,maka orang itu fasik,tujuh kali kafir orang yang kafir.
2.Diantara tanda-tanda ulama akhirat itu,tidak bertentangan perbuatannya dengan perkataannya.
Bahkan dia tidak menyuruh sesuatu sebelum dia sendiri menjadi orang pertama yang melakukannya.Berfirman Allah Ta’ala: “Adakah kamu menyuruh manusia dengan kebaikan dan kamu lupakan akan dirimu sendir?”-(S.Al-Baqarah,ayat 44.)
Berkata Al-Fudhail bin ‘Iyadl ra: “Sampai kepada ku bahwa orang berilmu yang fasik didahulukan penyiksaannya pada hari qiamat daripada penyembah-penyembah berhala.”
3.Dan diantara tanda-tanda ulama akhirat itu,ialah kesungguhannya mencari ilmu yang berguna tentang akhirat,yang mengembirakan pada taat.
Diriwayatkan bahwa seorang lelaki datang kepada Rasulullah saw,lalu berkata: “Ajarilah hamba ilmu yang ganjil-ganjil” Maka menjawab Nabi saw: “Apakah yang engkau perbuat mengenai pokok pengetahuan?” Bertanya lelaki itu: “Yang manakah pokok pengetahuan itu?”
Menjawab Nabi saw: “Kenalkah engkau akan Tuhan?” “Kenal!”menjawab lelaki itu. “Apakah yang engkau perbuat tentang hak Allah Ta’ala?” “Masyallah banyak” jawab orang itu. “Kenalkah engkau akan mati?” Tanya Nabi saw. “Kenal,ya Rasulullah” jawabnya. “Apakah yang sediakan untuk mati?” Tanya Nabi saw lagi. “Masyallah banyak”jawabnya.Kemudian,Nabi saw lalu bersabda: “Pergilah,kemudian kuatkanlah apa yang ada di sana!Sudah itu datanglah kemari lagi akan kami ajarkan engkau ilmu yang ganjil-ganjil.”Nabi saw tidak mengajari lelaki ini secara sepontan tetapi memberi masa untuk dia mengamal ilmu2 yang dia sudah ketahui.Kerana membicarakan perkara-perkara yang mendalam dalam agama memerlukan menuntut ilmu dari guru2 yang berkaitan.
4.Diantara tanda-tanda ulama akhirat dia tidak ingin kepada kemewahan.Dia memilih kesederhanaan pada semuanya.
5.Diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah dia menjauhkan dirinya dari sultan-sultan(penguasa-penguasa).Kesimpulannya bercampur baur dengan sultan-sulatan adalah kunci kejahatan.Bersabda Nabi saw: “Dan barangsiapa mengikuti buruan niscaya lalailah dia.Dan barangsiapa mendatangi sultan niscaya terpesonalah dia.”
6.Diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah tidak tergesa memberi fatwa. “Ilmu itu tiga: “Kitab yang berbicara,sunnah yang berdiri tegak dan Laa adrii(saya tidak tahu)”-Hadis.
Berkata setengah mereka: “Adalah para sahabat Nabi saw.tolak menolak pada empat perkara:menjadi imam,memegang wasiat,menyimpan simpanan dan memberi fatwa.”Dan berkata setengah mereka: “Adalah yang paling lekas memberi fatwa ialah orang yang ilmunya paling sedikit.Dan yang paling menolak memberi fatwa ialah orang yang paling warak.” Pada hadis disebut: “Apabila kamu melihat ornag bersifat pendiam dan zuhud maka dekatilah kepadanya.Sesungguhnya orang itu akan mengajarkan ilmu hikmah.”Ada yang mengatakan,bahwa orang alim itu adakalanya seorang yang alim umum iaitu mufti dan mereka ini adalah teman sultan.Atau seorang yang alim khusus.Itu adalah orang alim dengan ilmu tauhid dan amal perbuatan hati.Berkata Abu Sulaiman: “Makrifah kepada diam adalah lebih dekat daripada makrifat kepada kata-kata.”
7.Diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah banyak perhatiannya dengan ilmu batin,dengan muraqabah hati,dengan mengenal jalan akhirat,cara menempuhnya,mengharapkan benar-benar untuk menyingkapkan yang demekian itu dengan mujahadah dan muraqabah.Sesungguhnya mujahadah membawa kepada musyahadah dan ilmu hati yang halus-halus dimana dengan ilmu-ilmu itu terpancarlah segala sumber hikmah dari hati.Adapun dengan kitab-kitab dan pengajaran tidaklah mencukupi dengan itu saja.Tetapi hikmah yang diluar hinggaan dan tak terhitung itu sesungguhnya terbuka dengan mujahadah dan muraqabah.Itulah kunci ilham dan sumber kasyaf(terbuka hijab).Nabi saw bersabda: “Barangsiapa mengerjakan dengan apa yang diketahuinya niscaya diwarisikan oleh Allah kepadanya ilmu pengetahuan yang belum diketahuinya.”
Janganlah kamu mengatakan: ilmu itu di langit,siapakah yang menurunkannya ke bumi?Janganlah kamu mengatakan ilmu itu dalam perut bumi,siapakah yang mengeluarkannya ke atas bumi?Dan jangan kamu mengatakan di seberang lautan,siapakah yang membawanya?Ilmu itu dijadikan dalam hati mu.Beradablah di hadapan KU dengan adab ruhaniawan (ruhaniyyin).Berbudi pekertilah kepada KU dengan budi pekerti shiddiqin.Akan AKU lahirkan ilmu itu dalam hatimu,sehingga menutupkan kamu dengan kebaikan dan kelebihan ilmu.”
Jikalau tidaklah pengetahuan hati dari orang yang berhati nur batin yang menjadi hakim atas ilmu zahir tentu tidaklah Nabi saw bersabda: “Mintalah fatwa kepada hatimu,walaupun orang lain telah berfatwa kepadamu,telah berfatwa kepadamu,telah berfatwa kepadamu!”
8.Dan diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah mereka bersungguh-sungguh menguatkan keyakinan.Kerana keyakinan itu adalah modal agama.Bersabda Nabi saw: “Keyakinan itu adalah iman seluruhnya.”Dan Nabi saw bersabda: “Pelajarilah keyakinan”.
9.Juga diantara sifat-sifat ulama akhirat adalah dia selalu merasa sedih,hancur hati,menundukkan kepala dan berdiam diri.Ada ulama yang mengatakan bahwa tidak ada pakaian yang dianugerahkan Tuhan kepada hambaNya yang lebih baik dari khusyuk dan ketenangan batin.Itulah pakaian para nabi,tanda orang-orang soleh,siddik dan para alim ulama.
10.Diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah dia berpegang kepada ilmunya berdasarkan kepada penglihatan batin dan diketahuinya dengan hati yang suci.
11.Juga diantara tanda-tanda ulama akhirat ialah dia sangat menjaga dari perbuatan bidaah meskipun telah mendapat persetujuan dari kebanyakan ulama (ulama al-jumhur).
DI SUSUN OLEH SUNANJAGA
DIPETIK DARI IHYA ULUMIDIN-IMAM AL GHAZALI TOKOH TASAUF
11:49 PM 5/31/2009

No comments:

Post a Comment